ANALISIS IMPLEMENTASI ENTREPRISE INFORMATION SYSTEM DAN KAITANNYA DENGAN PROSES BISNIS PADA PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK
Analisis Implementasi Entreprise Information System dan Kaitannya dengan Proses Bisnis pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk
Disusun Oleh :
KELOMPOK
6 :
Putri Yunisa Anwar (432180100117)
Muhammad Farhan Fadhlillah (432180100171)
Annisa Fiatin Nahira (43219010180)
Muhammad Ilham
(43219010115)
Khalida Fauzia Septiani
(43219010103)
DOSEN PENGAMPU : YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021
A.
ABSTRAK
Pada
abad ini, kita hidup dalam kompetisi global, dimana informasi akuntansi telah
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keunggulan dalam persaingan antar
bisnis/perusahaan. Sebuah organisasi yang memiliki sistem informasi akuntansi
yang terancang baik secara umum akan memiliki keunggulan posisi dalam
persaingan dengan organisasi yang sistemnya lebih lemah. Akan tetapi kenyataan
yang ada menunjukkan bahwa implementasi suatu sistem informasi akuntansi
tidaklah mudah. Semakin banyak departemen terkait dengan sistem informasi maka
sistem informasi akuntansi tersebut akan makin kompleks dan resiko kegagalan
makin tinggi. Penelitian ini mengambil studi kasus efektifitas implementasi
sistem informasi akuntansi pada PT. ACE Hardware Indonesia Tbk., dan faktor
faktor apa saja yang berpengaruh didalamnya. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan menyebarkan kuesioner pada seluruh
responden yang menggunakan sistem informasi akuntansi terintegrasi pada PT. ACE
Hardware Indonesia Tbk. Hasil penelitian didapatkan beberapa faktor yang
berpengaruh pada efektivitas implementasi sistem informasi akuntansi,
diantaranya adalah: interaksi user dengan sistem informasi akuntansi, IT
support, keterlibatan konsultan dan feature dari sistem informasi akuntansi.
Tanpa adanya faktor faktor diatas, maka sangat kecil kemungkinan perusahaan
yang mengimplementasikan sistem informasi akuntansi terintegrasi bisa mengambil
keuntungan maksimal dari sistem informasi akuntansi terintegrasi yang
diterapkan pada perusahaannya
B.
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat, telah melahirkan perangkat komputer
sebagai salah satu alat yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan dalam
suatu organisasi, adanya keberadaan komputer sebagai pengolah data yang dapat
memberikan suatu informasi akuntansi dengan kemampuan kerja yang terorganisasi
dan cepat dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh suatu organisasi.
Informasi akuntansi dipandang sebagai suatu sumberdaya seperti halnya dengan
tanah, buruh dan modal. Informasi akuntansi bukan barang bebas, ia harus
diperoleh, diolah, disimpan, diambil kembali, dimanipulasi dan dianalisis,
didistribusikan dan sebagainya. Sebuah organisasi yang memiliki sistem
informasi akuntansi yang terancang baik secara umum akan memiliki keunggulan
posisi dalam persaingan dengan organisasi yang sistemnya lebih lemah.
Perusahaan di berbagai industri, berlomba lomba menggunakan sistem informasi
akuntansi terintegrasi untuk meningkatkan daya saingnya, contohnya dengan
menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning). ERP adalah sistem
informasi yang mengintegrasikan semua informasi pada sebuah organisasi.
Disamping berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari implementasi system
informasi akuntansi yang sukses, ada suatu risiko kegagalan yang sangat tinggi
dalam proyek implementasi ERP (Davenport et al, 1998). Dikatakan bahwa terdapat
70% dari strategi bisnis yang ada gagal diimplementasi atau seringkali tidak
sesuai harapan dari project manager (dilihat dari waktu, budget, atau
sumberdaya manusianya) seperti yang sudah ditentukan sebelumnya. Sering kali
project manager atau konsultan IT terlalu fokus kepada aspek teknikal
(pemasangan hardware/software maupun jaringan komputer yang mempunyai prosedur
tertentu) dan finansial dari suatu project sistem informasi akuntansi, tanpa
memperhatikan faktor-faktor pemakai (user) dari sistem tersebut, terutama pada
level operasional. Padahal keterlibatan user adalah faktor yang sangat
berpengaruh pada berhasil atau tidaknya implementasi suatu sistem informasi
akuntansi. Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai faktor faktor
nonteknikal apa saja yang mempengaruhi efektivitas implementasi sistem
informasi akuntansi. Project Manager IT atau perusahaan konsultan IT bisa
membuat suatu sistem informasi akuntansi terintegrasi yang dapat memonitor
hampir semua kegiatan perusahaan, mengontrol keuangan perusahaan,
mengefisienkan kinerja perusahaan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Tetapi pada kenyatannya, sistem informasi akuntansi yang sudah dirancang dengan
baik tersebut, susah untuk diimplementasikan disuatu perusahaan. Seringkali
hasil implementasi sistem informasi akuntansi tersebut kurang sesuai dengan
harapan atau waktu implementasi sistem menjadi jauh lebih panjang dari waktu
yang sudah ditentukan. Ketidakefektifan implementasi dari suatu sistem
informasi akuntansi terintegrasi tersebut sangat mengganggu kinerja perusahaan
konsultan (sebagai pihak yang bertugas mengimplementasi sistem) dan merugikan
perusahaan pengguna sistem informasi akuntansi. Sehingga penelitian ini perlu
dilakukan, mengapa di lapangan sering terjadi implementasi sistem informasi
akuntansi yang tidak efektif ?. Efektivitas suatu sistem informasi akuntansi
yang akan diteliti di sini dilihat dari sudut pandang user. Sistem dianggap
efektif jika user puas dalam menggunakan sistem tersebut dan kinerjanya
meningkat. Dengan peningkatan kinerja user, kinerja perusahaan juga akan
meningkat dan biasanya perusahaan pengguna sistem informasi akuntansi akan mendapatkan
keuntungan maksimal dari implementasi sistem informasi akuntansi tersebut.
C.
LITERATUR
TEORI
Sistem Informasi Akuntansi Sampai saat ini
belum ada kesepakatan terhadap istilah sistem informasi; beberapa penulis
cenderung memilih istilah-istilah seperti: Sistem pengolahan informasi, Sistem
informasi manajemen, Sistem informasi /keputusan, atau sekedar Sistem
informasi, yang perlu diingat adalah bahwa sistem pengolahan informasi
berdasarkan komputer, dirancang untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
keputusan sebuah organisasi (Laudon and Laudon, 2007). Gambar 1. Model Dasar
Sistem informasi akuntansi (Davenport, et al, 1998) Davenport et al, (1998)
menyatakan sistem informasi akuntansi adalah sebagai sekumpulan dari sub system
yang terdefinisi berdasarkan fungsional atau organisasi, yang membantu
pengambilan keputusan dan mengontrol organisasi dengan menggunakan technologi
informasi akuntansi untuk menangkap, menyebarkan, menyimpan, menerima,
memanipulasi atau mempertunjukkan informasi yang dipakai dalam satu atau lebih
bisnis proses. Sistem ERP (Enterprize Resource Planning) adalah sebuah sistem
yang mengintegrasikan semua informasi yang ada pada suatu perusahaan/
organisasi dan dikategorikan sebagai sebuah sistem informasi yang sangat besar
(Sumarsan, 2010).
Implementasi
Sistem Informasi akuntansi Banyak contoh dari kegagalan implementasi sistem
informasi akuntansi pada literature yang ada. Menurut (Bowtell et al, 1999)
yang mencoba menjelaskan mengapa sering terjadi kegagalan pada proyek sistem
informasi akuntansi dan bagaimana menjamin kesuksesan proyek. Sampai sekarang
belum ada suatu kesepakatan tentang bagaimana mengukur kesuksesan suatu proyek
sistem informasi akuntansi. Faktor faktor yang menyebabkan kesuksesan suatu
proyek implementasi sistem informasi akuntansi tersebut sangat bervariasi,
tergantung dari sudut pandang stakeholders, karakteristik proyek yang berbeda
beda dan beberapa sudut pandang lain. Markus and Tanis (2000) menulis bahwa
kesuksesan tersebut tergantung pada beberapa hal tergantung siapa yang
mendefinisikannya. Dari sudut pandang manajer proyek dan konsultan implementasi
sistem informasi akuntansi tersebut, mereka sering kali mendefinisikan
implementasi tersebut sukses jika telah menyelesaikan proyek tersebut tepat
waktu dan biaya. Tapi dari sudut pandang organisasi pengguna sistem informasi
akuntansi, kesuksesan didefinisikan sebagai kegunaan sistem tersebut untuk bisa
mencapai hasil yang maksimal bagi bisnis mereka, dan biasanya mereka
mengharapkan transisi yang mulus dari sistem lama ke sistem baru, mendapatkan
peningkatan dari bisnis mereka seperti pengurangan inventor, atau dapat
memperbaiki ketepatan dalam pengambilan keputusan. Implementasikan sistem
informasi akuntansi ke suatu organisasi, maka akan mempengaruhi proses yang
sudah ada dalam organisasi tersebut. Disinilah biasanya pandangan antara
stakeholder dengan konsultan pembuat sistem informasi akuntansi saling bertemu.
Keluhan yang sering dikeluarkan adalah: You built what I told you, but not what
I actually wanted.
D.
PEMBAHASAN
Enterprise
adalah sebuah sistem dari manusia, peralatan, material, data, kebijakan dan
prosedur yang muncul untuk menyediakan sebuah produk atau pelayanan , dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. Sistem Enterprise mendukung struktur organisasi
yang sebelumnya tidak mungkin untuk menciptakan budaya organisasi yang lebih
disiplin. Hal
mendasar dari Sistem Informasi Enterprise adalah platform teknologi yang bisa
menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi
secara logikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak
hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan misal LAN (local area network)
sehingga antar divisi terhubung secara fisik tapi juga integrasi proses bisnis
masing masing divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara logikal,
sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua
level di organisasi baik dari staf operasional, manajer maupun direktur.
Sistem
Informasi Enterprise sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang sudah
ada yaitu Sistem Informasi Enterprise dan Sistem Pendukung Keputusan yang
diperluas untuk domain seluruh perusahaan. Sistem Informasi Enterprise
mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:
·
CORPORATE
WIDE SYSTEM
Cakupan
dari Sistem Informasi Enterprise adalah seluruh bagian dari perusahaan,
sehingga dari satu sistem kita bisa mendapat informasi dari semua bagian,
misalnya dari bagian keuangan, SDM, Pemasaran, Produksi dll dalam sistem yang
terintegrasi.
·
HOLISTIC
INFORMATION
Informasi
yang disajikan adalah informasi yang menyeluruh, tidak per bagian, informasi
jenis ini sangat penting untuk pengambilan keputusan perusahaan secara umum.
·
BUSINESS
INTELLIGENCE
Keseluruhan
aktifitas dari sistem digunakan untuk mendukung kebijakan yang diambil dalam
bisnis yang digeluti oleh perusahaan.Sehingga penggunaan Sistem Informasi
Enterprise akan meningkatkan business intelligence dari pengguna sistem
(eksekutif).
Proses bisnis (business process) dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dari proses yang mendukung proses-proses operasional dalam
perusahaan. Proses bisnis berisi kumpulan aktifitas (tasks) yang saling
berelasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung pada
tujuan dan sasaran strategis dari organisasi. Suatu proses bisnis dapat dipecah
menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi
juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari super prosesnya. Untuk
meluncurkan produk yang baik tidak pernah terlepas dari standar proses bisnis
perusahaan yang baik pula. Proses bisnis yang benar dapat menekan biaya
operasional suatu perusahaan dalam memproduksi produk keluarannya, karena
perusahaan sudah tidak perlu lagi berimprovisasi dalam menyusun standarisasi
proses bisnis mereka.
Suatu proses bisnis yang baik harus memiliki
tujuan-tujuan seperti mengefektifkan, mengefisienkan dan membuat mudah untuk
beradaptasi pada proses-proses didalamnya. Artinya proses bisnis tersebut harus
merupakan proses bisnis yang berorientasikan pada jumlah dan kualitas produk
output, minimal dalam menggunakan sumber daya dan dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan bisnis dan pasar. Pengelolaan proses bisnis yang baik yang
didukung dengan Sistem Informasi Enterprise akan memberikan
keuntungan-keuntungan pada organisasi perusahaan, yaitu :
1.
Organisasi
dapat lebih memfokuskan diri pada kebutuhan customer
2.
Organisasi
mampu mengendalikan dan memprediksi setiap perubahan yang terjadi di lingkungan
dalam ataupun luar.
3.
Organisasi
mampu melakukan pengukuran pada setiap perubahan pada kondisi perusahaan.
4.
Organisasi
mampu memperbaiki tingkat penggunaan sumber dayanya sehingga dapat menekan
biaya pemakaian serendah mungkin.
5.
Organisasi
dapat mengelola dengan baik integrasi proses-proses antar bagian yang ada.
6.
Organisasi
dapat memonitor secara sistematik aktifitas-aktifitas pada setiap proses
operasional dalam perusahaan.
7.
Organisasi
dapat dengan mudah menemukan kesalahan dalam proses dan memperbaikinya secepat
mungkin.
8.
Organisasi
dapat memahami setiap proses dan metode dari proses yang benar.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen
utama:
·
PEMODELAN
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari
setiap proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah
proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan
exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa perlu memiliki
kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
·
PENGINTEGRASIAN
Manajemen Proses Bisnis dapat menghubungkan setiap elemen
dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan
bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini
bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan
messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada
komputernya ataupun perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai
dengan perannya pada suatu proses bisnis.
·
PENGAWASAN
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari
proses bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang
terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat memperoleh informasi
mengenai proses yang tengah berjalan, maupun yang telah selesai, beserta
data-data yang ada di dalamnya.
·
OPTIMALISASI
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses
bisnis, melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk
mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk meningkatkan
efisiensinya. Hubungan Sistem Informasi Enterprise dalam proses bisnis akan
memberikan suatu keuntungan yang luar biasa besarnya dalam pencapaian tujuan
dan target perusahaan/instansi, karena penggunaan fasilitas dan Sistem
Informasi Enterprise sangat menunjang dan mendukung dalam berbagai hal seperti;
kecepatan, keakuratan,dan kualitas dari informasi dan produk yang dihasilkan.
E.
KESIMPULAN
Sistem informasi
akuntansi yang digunakan, menghubungkan beberapa departemen dari perusahaan diantaranya
adalah departemen marketing, departemen purchasing, departemen inventory
control, departemen Accounting/Finance, departemen HRD/payrolls, departemen
Construction. Karena menghubungkan banyak departemen, maka implementasi sistem
informasi akuntansi tersebut akan menjadi sangat kompleks (Pressman, 2000),
mempunyai resiko yang tinggi, melibatkan banyak user dan membutuhkan jangka
waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Data diperoleh dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada seluruh populasi karyawan perusahaan yang terlibat secara
langsung terhadap implementasi sistem informasi akuntansi.
Daftar
Pustaka
Comments
Post a Comment